Chapter 1 - Anak dari Keluarga Cabang

10:51:00 AM
Chapter 1 - Anak dari Keluarga Cabang

"Apa kau tahu inti dari sihir?"

"Jawabannya adalah 'kebohongan'."

-Tsuchimikado Yakou-



Part 1

Itu adalah kejadian beberapa tahun yang lalu.

Ketika orang-orang dewasa yang masih berkerabat berkumpul dalam sebuah kesempatan, Harutora dan Natsume sering bermain bersama.

Harutora sering mengajaknya bermain sampai terluka, tapi Natsume, putri dari keluarga utama, sangat sederhana dan penurut. Natsume takut bertemu dengan orang asing dan hanya memiliki sedikit teman. Natsume akan mendengarkan apapun yang Harutora katakan dan akan mengikutinya kemanapun Harutora pergi.

Tempat mereka bermain ada di halaman di dalam rumah keluarga utama.

Ada hutan bambu di taman yang luas ini, danau, lentera batu, beberapa bukit palsu, lumut, serangga kecil, kuil, dan sebagainya.

Suatu waktu, saat mereka bermain, Natsume tiba-tiba takut saat bersembunyi dibelakang Harutora. Natsume akan memperlihatkan muka cengengnya ketika mereka sedang bermain tag dan petak umpet, dan Natsume akan memeluk erat Harutora sambil berkata,

"Aku merasa di sana ada sesuatu, ia sedang melihat tepat ke arahku."

Harutora tidak bisa melihat apa-apa.

Pada awalnya, Harutora pikir Natsume sedang ketakutan, memanggilnya penakut, cengeng, dan bahkan mengatakan pada Natsume untuk pergi.

"Kembalilah ke orang dewasa jika kau ketakutan. Aku bisa bermain sendiri."

Karena Harutora, Natsume hampir menangis. Namun, Natsume tidak menangis, namun berhasil ditahan. memaksa tersenyum sambil terus bermain dengan Harutora.

Tapi ketika Harutora mendengar dari orang tuanya bahwa Natsume "anak yang bisa melihat", dia tahu dia salah.

Natsume tidak takut, tetapi melihat sesuatu yang Harutora tidak bisa lihat.

"Maaf".

Mata Natsume tebelalak saat melihat Harutora menurunkan kepalanya meminta maaf. Harutora terus bersikeras bahwa ia menyesalinya dan meminta maaf bahwa itu adalah sebuah kesalahan.

"Aku tidak bisa melihat sesuatu yang membuatku takut, dan apapun yang tidak bisa aku lihat tidak bisa membuatku takut. Jadi ketika kau takut, aku pasti akan melindungimu, Natsume."

Natsume tiba-tiba bergumam beberapa kata untuk dirinya sendiri dan kemudian memberikan Harutora tatapan penuh harap.

"Kau bisa menjadi shikigamiku?"

Saat itu, Harutora tidak memahami makna dari kata-kata Natsume. "Apa itu shikigami?" Harutora bertanya dan Natsume mengeleng kepalanya sambil berkata, "Aku tidak tahu. Nenek mengatakan bahwa shikigami akan melindungi aku, Harutora akan menjadi shikigamiku sebagai bagian dari "tradisi" keluarga kita, Harutora, dan kau akan tinggal denganku dan melindungiku."

Tapi Harutora masih tidak mengerti.

"Tradisi apa ini?"

"Ini diputuskan antara keluarga kita, Harutora."

"Benarkah? Mengapa aku tidak mendengarnya?"

"Tapi itu telah diputuskan."

Natsume menjawab dengan nada memaksa, merasa mantra yang paling berharga telah diperlakukan dengan penghinaan, dan Harutora merasa malu karenanya. Natsume kemudian menunjukkan muka ragu-ragu saat dia melihat ekspresi Harutora.

"Apakah kau tidak mau.... menjadi shikigamiku?"

Suaranya bergetar, dan Harutora menjadi panik, ia berpikir telah membuat Natsume menangis lagi.

Namun Natsume tidak menangis. Dia gelisah, takut, dan matanya sembab, tapi Harutora melihat mata Natsume tidak goyah. Mata yang tampak seperti permukaan danau di gunung yang terlihat di langit, hanya menampilkan refleksi dari langit dan ruang(?). Ada tekad berkemauan keras yang Harutora tidak ketahui.

Dia tampak tertarik dengan mata Natsume. Tidak apa-apa, jawabnya.

"Oke. Aku akan menjadi shikigamu, Natsume. Aku akan selalu tinggal denganmu dan melindungimu."

Natsume mengangkat tangan kanannya dan menjulurkan jari kelingkingnya. Harutora juga melakukan hal yang sama dan menghubungkan jari kelingkingnya dengan punya Natsume.

Natsume mulai bernyanyi, dan tampak serius yang membuatnya menakutkan. Harutora juga mengikuti, dan mereka membuat sebuah janji.

Setelah selesai membuat janji, Natsume terlihat seperti dia memenangkan lotere terbesar dalam hidupnya ketika ia menunjukkan senyumnya yang berseri-seri. Harutora melihat senyum Natsume begitu mempesona dan berpikir mereka akhirnya dibuat(?).

Tapi kenapa aku tidak tersenyum secerah Natsume? Dia berpikir bahwa ini baik, tapi ada dibagian hatinya yang membuat ia tidak bisa tenang. Rasanya seperti ia menelan sepotong permen yang besarnya sekepalan tangan.

Terasa berat, menyakitkan, tapi tidak bisa diludahkan keluar..

Rasanya sangat manis ketika ia menjilatnya.

Setelah itu, mereka bermain di taman rumah seperti biasanya. Setiap kali Natsume nampak ketakutan, Harutora akan berdiri disampingnya, mengayunkan tinjunya, berteriak dengan berani dan mengejar sesuatu yang hanya bisa dilihat Natsume.

Tidak peduli apa yang terjadi, dia pasti tidak akan membiarkan Natsume terluka.

-Sudah bertahun-tahun yang lalu.

Saat itu, Harutora tidak mengerti apa itu "masa depan".


Part 2









Artikel Terkait

Previous
Next Post »