Highschool DxD Vol 20 - Faker (Summary)

11:58:00 AM
Highschool DxD Vol 20 - Faker (Summary)


Cao Cao pergi ke Italia untuk bebicara dengan seseorang.

Orang itu adalah Vasco Strada. Saat ini, dia tinggal dan bekerja di sebuah peternakan di Italia. Setelah peristiwa di Vol 19, hukuman diberikan kepadanya oleh pihak Surga. Karena semua jasanya dan tindakan untuk agamanya, dan juga karena permintaan dari para pejuang Gereja, hukumannya adalah tahanan "rumah". Sebuah penghalang besar yang didirikan di atas tanah tertentu dan dia dipenjarakan di sana.

Cao Cao mengunjunginya dan memperkenalkan dirinya sebagai prajurit terdepan Sakra. Ketika Strada bertanya apa yang Dewa Pagan inginkan, Cao Cao mengatakan bahwa alasannya untuk berkunjung bersifat pribadi.

Dia bertanya ke Strada tentang menjadi "Pahlawan". Dia mengatakan bahwa dia adalah keturunan pahlawan dan yang dipilih oleh Tombak Suci. Dengan demikian, dia ingin menjadi pahlawan dan baginya suatu keharusan, dia ingin menguji batas sepenuhnya menjadi manusia dan menantang makhluk gaib. Itulah alasannya untuk hidup.

Tapi keberadaannya ditolak oleh Iblis Reinkarnasi tertentu. Karena kekalahannya, dia ingin meninjau jalan hidupnya. Dan sekarang kalau dia memulai lagi, dia ingin meminta seseorang yang dipuja orang-orang dan dianggap sebagai pahlawan.

Untuk keturunan pahlawan, pemegang Longinus terkuat, dan seorang jenius; ini pertama kalinya kalau dia telah menjumpai sebuah "dinding". Bahkan dengan tombak, dia dikalahkan oleh Naga Putih dan Merah.

Strada tertawa pada apa yang dikatakan Cao Cao. Orang tua itu berkata bahwa bagi orang yang hanya hidup 20 tahun atau lebih sedikit, itu adalah kesalahan untuk mengklaim dirinya sebagai pahlawan.

Dia mengatakan bahwa itu SELALU orang-orang yang memutuskan siapa yang akan menjadi pahlawan, bukan kekuatan. Justru karena mereka tidak memiliki kekuatan, mereka merindukan kekuatan dan sehingga mereka meminta bantuan seorang pahlawan. Ini adalah keputusan masyarakat.

Cao Cao berpikir tentang apa yang dia lakukan. Karena dia dipilih oleh tombak, dia langsung berpikir bahwa dia akan menjadi seorang pahlawan. Dan ketika dia membandingkan caranya ke Sekiryuutei, itu benar-benar apa yang Strada katakan. Dia (Issei) dipilih oleh orang-orang di Dunia Bawah. Jika ditanya apakah Issei ingin menjadi pahlawan atau tidak -- jawabannya pasti tidak.

Strada mengatakan bahwa dia sendiri dipanggil sebagai pahlawan oleh orang-orang tapi dia tidak pernah menganggap kalai dia pahlawan. Dia hanya ingin melayani mereka. Dia ingin hidup dengan orang-orang dan dia ingin mati dengan mereka. Jadi, jika mereka memutuskan kalau dia pahlawan, maka seperti itu.

Setelah Strada mengatakan itu, sesaat Cao Cao melihat sosok Issei tumpang tindih dengan Strada.

Cao Cao kemudian berkata bahwa konsep tentang pahlawan benar-benar salah.

Setelah berkata seperti itu, Strada berkata ke Cao Cao untuk MENCINTAI sesuatu. Jika dia melawan orang yang dicintai, dia tidak akan pernah menang melawannya jika dia tidak mencintai juga. Ketika cinta akhirnya muncul didepannya untuk pertama kalinya, pada saat itu, kekuatan yang berdiam di dalam dirinya akan muncul.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »