Highschool DxD Vol 20 - Parents

8:15:00 PM
Highschool DxD Vol 20 - Parents


Malam itu—
Setelah mendengar laporan Azazel-sensei, para anggota [DxD] menyebar. Lusa, perintah untuk membawa kembali Riser dan Ravel Phoenix, mereka akan bertemu terlebih dahulu dengan Maou Ajuka Beelzebub. Setelah mandi di kamar mandi bawah tanah yang besar dengan Asia, Rias mulai berbicara saat mereka berjalan kembali menaiki tangga.

"Ini benar-benar hebat kalau Ravel-san dan Raiser-san aman."

Asia merasa nyaman saat dia meletakkan tangannya di dadanya. Asia, tidak hanya mengkhawatirkan Ravel, tapi Raiser juga, mengatakan ke Rias, dia juga adik yang lucu. Rias tersenyum sambil menjawab.

"Eh, itu benar-benar baik. Meskipun aku benar-benar mempercayai Onii-sam dan Azazel, aku masih merasa kalau sesuatu mungkin telah terjadi pada mereka, tapi ketakutanku benar-benar berubah keliru."

Ya, jika kebetulan kalau itu benar... Tidak ada hal yang disebut kepastian di dunia ini. Rias juga memahami prinsip ini. Dalam pertarungan melawan Fraksi Pahlawan, orang yang paling dicintai Rias — Hyoudou Issei kehilangan tubuhnya. Jika dia mengingat peristiwa pada saat itu, hal itu bisa dianggap sebagai keajaiban kalau ia selamat. Awalnya, bahkan jika dia mati, itu akan bisa dipahami. Namun, sesuatu seperti itu terjadi lagi. Itu bisa saja mungkin bagi Raiser dan Ravel berakhir buruk. Jadi ketika mereka ditemukan aman, mereka benar-benar merasa bahagia dari dasar hati mereka. Bagaimanapun juga, sehubungan dengan Raiser, dia ingin mengalahkannya dalam Rating Game profesional. Adapun untuk Ravel, sebagai manajer Ise yang manis, dia memiliki kepercayaan penuh dalam dirinya. Jika Ise tidak memiliki Ravel, Ise juga tidak akan mampu terus maju untuk mewujudkan impian dan ambisinya.

Bagaimana mereka berdua berakhir dengan Maou Ajuka Beelzebub? Berita ini sekarang rahasia, dan hanya beberapa orang yang tahu tentang hal itu, bahkan tidak semua Iblis kelas tinggi tahu tentang hal itu. Dan ada satu hal yang mendorong perhatian lebih lanjut — Keberadaan Diehauser Belial Sang Juara. Kaisar Belial jelas-jelas menghilang bersama dengan Phoenix bersaudara. Mengapa hanya ada berita tentang Phoenix bersaudara? Sebenarnya kemana Kaisar Belial pergi?.... Misterinya masih belum terpecahkan. Masih ada bayangan kegelisahan di hati Rias. Rias mengerti kalau kegelisahan ini mungkin menunjuk ke arah yang buruk. Ketika Cao Cao dari Fraksi Pahlawan memanggil Samael, ketika mereka pergi ke Fraksi Tepes, selalu ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata; pada akhirnya, hasilnya selalu tragis. Justru karena ini, dia memiliki firasat yang menyenangkan.

Setelah berjalan menaiki tangga, untuk mengambil beberapa minuman dari kulkas, Rias dan Asia berjalan menuju ruang tamu.

"Ara, bukankah itu Asia-chan dan Rias-san."

Haha-ue nya Ise mengutak-atik sesuatu di meja ruang tamu.

"Kami baru saja keluar dari kamar mandi. Bolehkah aku bertanya, apa yang anda lakukan, Haha-ue-sama?"

Rias dan Asia bergerak lebih dekat untuk melihat karena penasaran —

"Yah, ini sebuah album."

Haha-ue Ise kemudian mengambil dan membuka sebuah buku buat Rias dan Asia untuk dilihat.

"Wow, ini adalah album foto."

Haha-ue Ise sebenarnya meletakkan di meja ruang tamu penuh dengan album foto, dan menampilkan kepada mereka foto masa kecil Ise.

"Ah, ini Ise. Aku juga telah menunjukkan kepada kalian sebelumnya."

Keduanya telah melihat mereka sebelumnya di kamar Ise sebelum insiden di mana mereka diserang oleh Kokabiel. Pada saat itu, keduanya terlalu bersemangat melihatnya. Rias dan Asia keduanya duduk di sofa, keduanya masing-masing mengambil sebuah album untuk memahami masa kecil Ise. Sebelumnya, keduanya terlalu bersemangat tentang hal itu, dan mereka bahkan tidak menyadari kalau masing-masing album foto memiliki judul yang berbeda. Mereka mengatakan hal-hal seperti [Issei, Pertama kali OO]. (OO pada dasarnya kosong untuk dikatakan kalau ada banyak album foto dari "Pertama kali____", ingat anime season 2 episode 1)

"Anda benar-benar merekam setiap langkah kecil dari pertumbuhan Ise ke sini."

Rias diam-diam berkata sambil tersenyum lembut.

".... Ini adalah satu-satunya anak kami. Tidak peduli apa yang terjadi, bagi kami, Ise merupakan anak kami yang lucu. Itulah sebabnya mengapa aku kadang-kadang melihat foto-foto masa kecil ini, pada waktu itu, dia benar-benar lucu."

Kata-kat dari Haha-ue Ise membuat keduanya Rias dan Asia merasakannya. —Ise yang sangat dicintai oleh orang tuanya. Ini bisa dirasakan tidak hanya bagaimana Haha-ue nya tersenyum sekarang dan tidak hanya dari begitu banyak album foto yang dia punya; keduanya benar-benar merasakan seberapa dalam dia mencintai dan memperhatikan Ise. Tiba-tiba, tangan Haha-ue Ise berhenti ketika dia melihat foto tertentu.

"Ah — yang satu ini."

Keduanya Rias dan Asia menatap dengan fokus ke foto yang ditunjukkan Haha-ue Ise. Ini ketika Ise masih Sekolah Dasar. Dia memegang pancingan yang jauh lebih besar dari dirinya sendiri sambil dia berdiri di sana dengan bangga.

"Yang ini..... Ada apa dengannya?"

Rias bertanya ke Haha-ue Ise.

"Pancingan ini merupakan pancingan favorit suamiku saat itu. Dia benar-benar tertarik untuk memancing. Dia juga mengajarkan Ise. Meskipun dia tidak pergi memancing sekarang ini, dia sering pergi memancing dengan Ise di sungai atau laut ketika dia masih muda."

...Ini pertama kalinya kalau mereka mendengar cerita ini. Ise benar-benar pergi memancing. Meskipun mereka tahu kalau dia memakan ikan yang dia tangkap ketika dia berlatih..... Haha-ue Ise melanjutkan.

"Ketika dia masih muda, Ise dipengaruhi oleh Chichi nya dan pergi memancing. Tapi suatu hari, dia tiba-tiba berhenti memancing."

"Apa yang terjadi?"

Ke arah pertanyaan Asia, Haha-ue Ise tersenyum kecut.

"Pancingan di foto itu dipatahkan oleh Ise."

Apa yang Haha-ue Ise katakan — kenangan buruk dari masa kecil Ise.

"Ketika mereka sedang memancing di laut, Ise mengambil kesempatan ketika Otou-san nya sedang beristirahat, jadi dia mengambil pancingan Otou-san nya untuk pergi memancing tanpa izin. Ise, dia benar-benar menantikan untuk menggunakan pancingan Otou-san, dia ingin menggunakan pancingan itu untuk menangkap ikan yang besar sehingga dia akan dipuji.... tapi pada akhirnya, dia tidak menggunakannya dengan cara yang benar dan mematahkannya. Otou-san nya marah, dan Ise meminta maaf sambil menangis, dan pada waktu itu cukup merepotkan."

...Setiap anak kecil akan memiliki pengalaman seperti ini ketika mereka masih muda. Rias dirinya sendiri menyebabkan masalah ketika dia masih muda sehingga dia bisa mendapatkan pujian orang tuanya, tapi akhirnya mendapat masalah besar. Kenangan masa kecilnya tiba-tiba melintas, dan dia tidak percaya kalau dia menggunakannya seperti itu. Haha-ue Ise berekspresi sedikit kesepian saat dia mengatakannya.

"Otou-san hanya memintanya untuk berhati-hati agar tidak membiarkan hal itu terjadi lagi dan memaafkannya. Tapi Ise, dia.... tidak pernah ingin pergi memancing lagi setelah waktu itu. Mungkin dia tidak pernah memaafkan dirinya sendiri. Itulah apa yang terjadi sekarang. Jika dia membuat orang lain sedih, dia sendiri juga akan merasa sedih, dan dia tidak akan membiarkan hal-hal seperti itu menghilang bahkan setelah permintaan maaf."

".... Ise-san menjadi seperti itu, bagaimana aku harus mengatakannya? Aku bisa lebih atau kurang memahaminya."

Asia dengan sungguh-sungguh menjawab. ...Memang, Rias juga menyetujuinya. Dia, Ise, adalah jenis orang seperti itu. Setiap kali sebuah tragedi terjadi, bahkan jika itu bukan salahnya, dia masih akan bertanggung jawab untuk itu. —Pada saat itu, jika dia mampu melakukannya sendiri, maka dia akan melakukannya, orang lain akan merasa sedih melihatnya, tapi dia masih akan bersikeras memikirkannya. Ise masih belum melepaskan apa yang terjadi pada Asia. Jika dia lebih kuat, Asia tidak akan mati, Tapi karena itu, dia menjadi kuat seperti dia yang sekarang.

".... Anak itu, apakah dia melakukan sesuatu yang membuat Asia-chan menangis? Bukan, anak itu pasti tidak akan melakukan sesuatu yang membuat Asia-chan menangis. Sebaliknya, dia akan merasa sedih jika dia tidak bisa membantu Asia-chan."

—Yah. .... Rias tidak bisa mengatakan sesuatu. Haha-ue Ise selalu memperhatikan Ise, dan memahami Ise sangat baik. Dia merasa kalau perasaannya tidak bisa dibandingkan dengan Haha-ue Ise, mungkin itu lebih pas untuk mengatakan kalau Haha-ue nya melihat Ise jauh lebih hati-hati daripada dirinya.

".... Anda mengetahuinya?"

Mendengar pertanyaan Asia, Haha-ue Ise tersenyum.

"Tentu saja aku tahu, bagaimana pun juga, aku salah satu orang tuanya. Ise, dia sangat terlalu melindungi Asia-chan. Pasti, di dalam hati anak itu, dia tidak memaafkan dirinya sendiri, dan masih menyimpan kegetiran."

Meskipun Haha-ue Ise tidak tahu identitas sebenarnya mereka, dia masih bisa merasakan perubahan harian. Ini mungkin nalurinya sebagai Haha-ue nya. ....Ketika akhirnya datang hari ketika itu tidak bisa disembunyikan lagi, Rias sudah menyiapkan dirinya untuk itu. Haha-ue Ise melanjutkan.

"Ini sama ketika Ise tidak lagi memancing. Ini pasti kalau saat ini, Ise masih belum memaafkan dirinya."

Haha-ue Ise mengangkat jarinya.

"Hanya ada satu kebiasaan buruk Ise yang belum berubah sejak dia masih kecil."

"Kebiasaan buruk apa itu?"

Mendengar pertanyaan Rias, Haha-ue Ise menunduk dan menatap Ise di foto ketika dia masih kecil.

"Jika dia melakukan sesuatu yang salah, dia pasti tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Hanya menyebutkan sesuatu yang akan menyebabkan dia untuk meminta maaf secara mendalam. Dan ekspresinya selalu sama (rasa sakit dan penyesalan). Kalian akan segera tahu jika melihatnya. Otou-san Ise juga tahu kalau dia memiliki kebiasaan buruk ini. Anak itu akan selalu memiliki ekspresi itu."

....Memang, dia selalu meminta maad 'aku salah', 'maafkan aku', maaf' saat dia menyesal. Rias ingat kalau ekspresinya selalu sama setiap kali (rasa sakit dan penyesalan).

"...Rias-san, Asia-chan. Meskipun ini bukan waktunya untuk mengatakannya, izinkan aku mengatakannya. —Ise, aku mempercayakannya pada kalian. Dia mungkin mesum dan bodoh, tapi dia orang yang jujur."

"Ya, Ogibo-sama." (Gibo (義母) pada dasarnya ibu mertua. Rias mengatakan ini.)

"Ya, Okaa-san."

—Okaa-san erat memegang tangan kedua gadis itu, saat dia mengangguk dengan kuat.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »